Toyota Siap Memasuki Era Mobil Listrik
Pengembangan mobil listrik kini menjadi trend global pada
sebagian besar negara maju maupun berkembang. Konsep kendaraan yang dimaksudkan
untuk menjaga kelestarian lingkungan tersebut bahkan telah ditanggapi dengan serius
oleh pemerintah Indonesia. Melalui Menteri Perindustrian Erlangga Hartarto, pemerintah
telah menargetkan pada 2025 sebanyak 20 persen dari produksi kendaraan roda
empat di negeri ini harus menggunakan tenaga listrik.
Toyota sebagai produsen otomotif dunia menyatakan siap
mendukung perubahan global tersebut karena telah memiliki pengalaman selama 20
tahun menggunakan motor listrik untuk kendaraan yang diproduksi baik untuk
global maupun pasar Jepang. Dalam 20 tahun terakhir, Toyota telah menjual lebih dari 11
juta unit mobil dengan menggunakan tenaga penggerak motor listrik (electrified
cars). Dengan jumlah tersebut Toyota menguasai 43 persen pasar mobil listrik
dunia. Leroy menyebutkan mobil Prius merupakan pioner dalam kendaraan berbasis
motor listrik.
Berbeda dengan produsen lain, Toyota memang memulai dengan
kendaraan hybrid yang menggunakan dua tenaga penggerak mobil yaitu motor
listrik dan bensin, yang irit bahan bakar dan lebih ramah lingkungan dibanding
mobil konvensional dengan mesin menggunakan bensin. Menurut Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor,
Fransiscus Soerjopranoto, era mobil listrik sejalan dengan visi Toyota dalam
membangun solusi untuk tantangan mobilitas masa depan yaitu menghadirkan clean
technology dan smart mobility.
“Isu energi dan emisi telah menjadi perhatian besar Toyota
sehingga berinisiatif mengembangkan teknologi yang bisa berkontribusi untuk
mencari solusi. Sejak awal 1990, Toyota mengembangkan teknologi hybrid atau
dikenal Toyota Hybrid System (THS) yang telah melahirkan Prius. Sampai saat
ini, selain Prius, teknologi Hybrid Synergy Drive juga telah diaplikasikan
setidaknya pada 25 model lainnya, seperti Camry, Alphard, Yaris dan sejumlah
model Lexus,” kata Soerjo ketika ditemui disela TMS 2017.
Selain pengembangan kendaraan hybrid, sejak 1992 Toyota juga
mengembangkan Toyota Fuel Cell System yang melahirkan model konsep pertama
FCEV. Setelah melalui uji coba dan penyempurnaan, pada 2002 Toyota meluncurkan
FCHV-3 yang digunakan secara terbatas di Jepang dan Amerika Serikat. Pada 2005, mobil model fuel cellToyota memperoleh sertifikat
resmi dari badan otoritas transportasi. Setelah melalui tidak kurang dari 2
juta km uji coba, pada 2013 Toyota mengumumkan mobil FCV berbahan bakar
hidrogen pertama yang akan diproduksi secara komersial berlabel Toyota Mirai.
Pada 2014, Toyora Mirai diluncurkan di pasar Jepang dan kemudian di pasar
Amerika Serikat dan Eropa di tahun berikutnya. Toyota meyakini, teknologi FCV merupakan solusi untuk
industri otomotif dalam menghadapi kemajuan sosial ekonomi yang pesat.
Teknologi FCV dinilai mampu menjawab tantangan pembangunanan berkelanjutan
(sustainability development)yang terkait kelangkaan sumber energi fosil, dan
masalah lingkungan (environmental development) yang terkait dengan penurunan
emisi CO2.
“Pencapaian Toyota dalam mengembangkan FCV diharapkan
menjadi pemicu pengembangan industri otomotif yang lebih beragam dan
inspiratif. Penggunaan FCV tidak hanya sebatas pada mobil, tapi juga pada alat
angkut lainnya seperti forklift, peralatan rumah tangga, bahkan bisa menjadi
pembangkit listrik untuk kebutuhan rumah tangga,” kata Soerjo. Sementara itu, Presdir PT Toyota Motor Manufacturing
Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono mengatakan ada empat pilar penting yang
harus seiring sejalan dalam pengembangan mobil listrik di Indonesia.
Pertama, menciptakan konsumen yang suka mobil listrik. Kedua
membangun rantai pemasok komponennya, ketiga dealer yang bagus agar bisa
menjamin kehandalan kendaraan, serta keempat peraturan pemerintah. "Sejauh ini Pemerintah belum mengumumkan peraturan
terkait mobil listrik, itu harus segera," kata Warih
Tidak ada komentar: